Jumat, 21 Februari 2014

Kalian, Sejiwa yang Hilang

Ku berjalan dalam sebuah lingkaran..
Mengikat tangan untuk sebuah tujuan..
Menerobos malam dari ribuan jalan..
Begitu erat seakan tak tergoyahkan..
Langkah kaki kuayunkan hanya bersama kalian..

Piring lusuh sering menjadi alas makan bersama..
Tanah lapang kering menyisakan jejak sepatu kita..
Bibir lautan surut menunggu tawa ceria seperti biasa..
Pepadi pun layu mengantar hilangnya manusia sejiwa..
Banyak sudah yang tlah terjadi dari masa ke masa..

Kalian rela menjadi bara api, ketika aku kedinginan..
Kalian mampu menjadi lentera, saat aku di kegelapan..
Kalian sanggup menjadi angin, terbangkanku gapai angan..
Kalian bisa terus menjadi putih, hingga aku tau hitam kehidupan..
Kalian pahami aku, layaknya tanah yang menerima daun berguguran..

Mimpiku ternyata tak selamanya indah..
Angan tentang kalian perlahan musnah..
Ada cinta lain yang membuat berubah..
Menganga jurang dalam seakan harus berpisah..
Lepaskan genggaman ini, lalu bersama dia pergilah..

Ku paham atas segala perbedaan tak terhindari..
Pandangan berbeda membenamkan persamaan visi..
Biarlah lingkaran hidup kuarungi sendiri..
Bertahan dengan wadah cinta yang pernah kalian bagi..
Mungkin inilah hidup yang mesti dijalani, bukan disesali..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan meninggalkan komentar anda..
Pasti sangat membangun untuk perbaikan blog ini..

Pemuda, Pembangunan, dan Kemerdekaan

Potensi Pemuda Sang Proklamator, Soekarno, begitu menekankan pentingnya peran pemuda. Ungkapannya yang biasa diulang oleh kita sekarang “ ...