Tampilkan postingan dengan label Kuliah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kuliah. Tampilkan semua postingan

Kamis, 13 Februari 2014

Masa Transisi dari Kuliah menuju Kerja, antara Rezeki dan Kegalauan


Posisi sulit dalam hidup ini selalu ada. Pada saat kita masih sekolah, masuk kuliah merupakan sebuah proses yang dianggap sulit. Pada saat kita sudah kuliah, maka menyusun tugas akhir adalah masa sulit seorang mahasiswa. Kemudian ketika masa-masa itu telah terlewati, masuklah kita pada babak baru sebelum mendapat pekerjaan, itu masa sulit sebagai seorang alumni perguruan tinggi. Nampaknya masa sulit selalu berganti wajah di setiap perbedaan peran yang dilakukan oleh manusia. Nampaknya hal ini juga yang diistilahkan oleh Einstein sebagai relativitas. Benar kan?

Kondisi yang Terjadi..

Masa penantian untuk mendapatkan pekerjaan relatif beragam; ada yang baru satu bulan menunggu sudah mendapatkan pekerjaan sesuai dengan keinginannya, ada yang telah menunggu satu tahun akhirnya diterima di suatu instansi, ada pula yang bertahun-tahun ikut seleksi masuk perusahaan namun tak kunjung menuai rezeki yang diharapkan. Ironisnya, kini semakin nyata bahwa perusahaan dan instansi yang membutuhkan pegawai membuat sebuah mekanisme penerimaan yang mulai terkesan aneh. Kenapa aneh? Dahulu kala,

Kamis, 05 September 2013

(MAU) JUAL GINJAL UNTUK BIAYA KULIAH, KATANYA..





Judul diatas mengacu pada kejadian baru-baru ini yang sempat diliput oleh media massa di kampus Universitas Brawijaya Malang. Beberapa mahasiswa semester menengah di kampus itu melakukan aksi protes terhadap kebijakan Uang Kuliah Tunggal (UKT), yang menurut mereka sangat mahal. Protes yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa ini tergolong unik, yaitu dengan ‘menjajakan’ ginjal mereka kepada siapa pun yang ingin membelinya. Uang yang diperoleh akan digunakan untuk membayar biaya kuliah. Usaha kelima orang mahasiswa ini mendapat tanggapan yang beragam dari banyak pihak, tidak jauh dari pro dan kontra.


Pemuda, Pembangunan, dan Kemerdekaan

Potensi Pemuda Sang Proklamator, Soekarno, begitu menekankan pentingnya peran pemuda. Ungkapannya yang biasa diulang oleh kita sekarang “ ...