Sabtu, 22 Maret 2014

[PUISI] Setangkai Rindu untuk Ibu di Alam Baru


Kasih sayangmu ibu..
Tercurah penuh waktu..
Padaku sang anakmu..
Menguntai syahdu..
Semerdu lagu..

Ribuan laku sia-sia..
Bermodal nafsu dunia..
Mengiris hatimu terluka..
Meluka jiwamu durja..
Hilangkan senyum tawa..

Sakitmu meluruh ketegaran..
Jeritmu meruntuh keceriaan..
Terkulai lemas kau kesakitan..
Ruang medis tak meringankan..
‘Enyahlah kau sakit, sialan!’

Hancur lebur..
Ombak berdebur..
Mengalur..
Mengubur..
Harap tlah menjamur..

Maaf untuk ibu tercinta..
Kau tinggalkan aku putus asa..
Anakmu tak tahu balas jasa..
Kini, meronta pun ku tak bisa..
Hanya doa di atas nisanmu saja..

Terima kasih ibu terkasih..
Tiada aku ingin berdalih..
Hidup ini telah menyerpih..
Ku berusaha ntuk tidak tertatih..
Jalani nuansa kehidupan hitam dan putih..

[Syair dedikasi untuk sahabat yang ditinggal pergi sang ibu, semoga tetap tegar, yakin saja bahwa musibah itu sumber penghapusan dosa]

Ayah, Menyulap Benci Menjadi Cinta


Saya sudah melihat wajah ayah di dunia sejak saya dilahirkan seperempat abad yang lalu. Ayah saya orang yang tinggi, gempal, berkumis-jambang tebal, berambut ikal, tatapan matanya tajam. Beliau punya 3 orang anak, saya anak sulung. Pada awal kelahiran saya hingga berusia 3 tahun, saya beserta ayah dan ibu masih tinggal di rumah kakek. Saya saat itu belum berpikir bahwa tengah hidup menumpang di rumah bukan milik kami sendiri. Setelah usia masuk sekolah taman kanak-kanak, kami pindah ke rumah baru, rumah kami sendiri. Namun apa yang disebut rumah sendiri ini sangat memilukan, lahannya begitu luas mencapai 4 acre, tetapi rumahnya hanya terdiri dari bangunan 2 kamar berjajar seperti sebuah kost-kostan. Satu kamar dipakai untuk tidur, satu kamar lagi dibagi dua; setengahnya kamar mandi, setengahnya adalah dapur. Sebagai gambaran saja, bahwa perbandingan luas tanah dengan luas rumah kami waktu itu adalah 65% : 35%.

Ayah awalnya bekerja sebagai guru di Mandratsah Aliyah (setingkat SMA), mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris, Arab, serta Al-Qur’an Hadits. Setelah lama menjadi guru, kemudian beliau diangkat menjadi kepala sekolah. Dianggap berhasil menjadi kepala sekolah, beliau kemudian dipromosikan lagi sebagai Kepala Departemen Agama di kota kami! Ketika itu saya sedang mengenyam pendidikan di bangku kelas XI. Saya sudah bisa memikirkan kembali apa yang telah terjadi dalam hidup kami, namun pikiran-pikiran itu semua berbau negatif.

Saya begitu jengah dengan hidup ini setelah saya mengerti bahwa kami bukan keluarga kaya dan berada seperti teman-teman lain. Rumah kami amat sederhana, tidak mencerminkan

Fotografer Asing Mual Lihat Pasar Tradisional Tomohon

Tidak mengherankan jika Indonesia digandrungi oleh para wisatawan dunia sebagai destinasi wisata. Kekayaan alam yang tiada tara, potensi keanekaragaman budaya yang luar biasa, serta peninggalan sejarah yang menyimpan sejuta romantisme masa lalu, menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelancong. Wisatawan yang berkunjung ke Indonesia memiliki beragam tujuan, ada yang ingin menikmati pantai beserta terik mataharinya, ada yang datang untuk menikmati alam bawah laut, ada yang memiliki preferensi menguak misteri di balik situs-situs sejarah, ada pula yang gemar mengabadikan semua potensi dalam bentuk foto. Berbicara tentang foto, stok pemandangan yang ada di negara kita tidak akan pernah ada habisnya untuk diabadikan. Selalu ada tempat baru, objek baru, dan kondisi baru yang selalu menarik untuk diabadikan.

Salah seorang wisatawan asing asal Oman yang konsen di dunia fotografi, Raymond Walsh, secara langsung datang mengunjungi Pasar Tradisional Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Dia awalnya datang ke Indonesia untuk menikmati seluruh keunikan yang ada di berbagai daerah dari balik lensa kualitas tinggi miliknya. Ketika dia mengunjugi pasar tersebut, betapa kagetnya dia terhadap pemandangan yang pertama kali dia saksikan seumur hidup. Wajah Walsh berada di antara takjub, bingung, dan ngeri. Betapa tidak, pasar itu mengahadirkan konsep dan konten berjualan yang amat berbeda dengan apa yang sering terbayang di pikirannya. Meja-meja besar di pasar tidak hanya diletakkan untuk sayur dan ikan saja, tetapi juga hewan-hewan yang tergolong hewan buas dan hewan peliharaan pun berjajar rapi diatas meja (monyet, tikus, kungkang, ular ukuran besar, hingga kucing). Walsh sesaat bergidik dan merasa mual serta pusing memandang setiap pemandangan dalam pasar. Dia begitu iba dengan beberapa hewan yang di negaranya merupakan hewan peliharaan kesayangan, seperti kucing dan anjing, namun justru disini kedua hewan tersebut malah diburu, dibunuh,

101 Romantic Idea, Belajar dari Michael Webb



Berbicara tentang hubungan percintaan maka tidak akan lepas dari kata-kata romantis. Namun romantis tidak selalu dengan kata-kata. Tindakan dan penerimaan, yang notabene bersifat lebih nyata, juga menjadi salah satu kriteria keromantisan. Ukuran romantisnya kata-kata dan tindakan dari seseorang pun sungguh amat relatif, tergantung dari pribadi yang menerimanya. Ada seorang wanita yang merasa pasangannya romantis karena setiap tiga hari sekali diberikan bunga dan cokelat. Ada yang merasa pasangannya romantis hanya karena selalu dilibatkan dalam aktivitas sehari-harinya di lapangan walau hanya melalui telepon. Ada pula yang merasa romantis hanya ketika sudah bertemu dan bercumbu. Saking berbeda-bedanya cara seseorang menerapkan dan merasakan keromantisan, sampai-sampai perilaku romantis hampir kehabisan stok. Maka muncullah apa yang disebut dengan perilaku gombal. Wabah ‘gombal warming’ ini terjadi karena sudah semakin banyak sikap dan kata-kata romantis yang diulang-ulang, sehingga sudah sering didengar dan basi. Penting kiranya untuk para pasangan agar mencari referensi dan wawasan yang luas agar kata-kata dan tindakan yang dilakukan terhadap pujaan hati tidak dianggap sebagai gombalan belaka. Salah satu referensi yang bisa dijadikan rujukan untuk para pemburu keromantisan adalah 101 Romantic Ideas by Michael Webb (Founder of TheRomantic[dot]com). Berikut ini saya terjemahkan sendiri jurus-per-jurus dari ide romatis tersebut. Siapkan kopi hitam dan rokok anda untuk tetap berada di depan layar, membaca dengan seksama. Bagi yang sudah pernah

Peneliti Kita & Ahli Luar Negeri Keluhkan Demokrasi di Indonesia



Sistem demokrasi di Indonesia yang masih seumur jagung, tentu masih sangat rentan terhadap berbagai perubahan. Demokrasi di satu sisi menjadi sistem yang sangat mahal dan menguras keuangan negara jauh berlipat ganda, namun di sisi lain sudah banyak perkembangan negara akibat realisasi demokrasi. Tren yang terbentuk dalam sistem demokrasi kita membentuk sebuah mekanisme politik yang lebih liberal. Setiap jiwa yang ada selalu memimpikan adanya kesejahteraan lahir dan batin sesuai amanat konstitusi tertinggi negara ini. Namun, harapan rakyat itu nampak semakin jauh panggang dari api, sebab pemerintah selalu menyerahkan berbagai pemenuhan kebutuhan mereka pada mekanisme pasar. Jadi, semakin bebas dan liberalnya siklus pasar kita, maka semakin jauh pula harapan akan kesejahteraan bagi rakyat kita yang memang masih kesulitan untuk hidup. Kemudian apa yang salah dengan demokrasi kita? Demokrasinya atau kitanya?

Menurut rektor UGM sekaligus peneliti demokrasi, Pratikno, rakyat Indonesia saat ini berada dalam suatu kondisi yang sudah tidak percaya lagi terhadap kelembagaan politik. Hal ini

[PUISI] Remaja di Ujung Zaman



Hikayat cinta, bicara remaja..
Ceritera insan manusia bernada manja..
Pagi bahagia, siang terlena, malam terluka..
Nodai tawa bertukar galau menyiksa..
Tak pernah berbeda memahami warna dunia..

Cinta berbagi memberi setulus hati..
Bukan rupawi, janji, pun materi..
Bukan ajang perburuan nafsu syahwati..
Bukan takaran nilai harga diri..
Iblis hanya membual tentang cinta sejati..

Terang saja, remaja hilang harapan..
Linglung lihat jalan, semua inginkan instan..
Gengsi dibesarkan, walau hanya orang pinggiran..
Ilmu sejengkal kuku tak pernah diberdayakan..
Kini asmara datang, pikiran makin tak karuan..

Bicara remaja, jaminan bangsa..
Ini gambaran negara penuh nelangsa..
Ayah serasa asing menatap anaknya..
Ibu sudah tidak peka dalam merasa..
Anak merdeka menggores dosa..

Remaja, bunga yang merekah..
Bertahta kelopak dan daun indah..
Tiada pernah berubah merah..
Ketika musim belum siap merubah..
Kini, kuselip doa demi menghapus gundah..

Pemuda, Pembangunan, dan Kemerdekaan

Potensi Pemuda Sang Proklamator, Soekarno, begitu menekankan pentingnya peran pemuda. Ungkapannya yang biasa diulang oleh kita sekarang “ ...