Sabtu, 22 Maret 2014

[PUISI] Remaja di Ujung Zaman



Hikayat cinta, bicara remaja..
Ceritera insan manusia bernada manja..
Pagi bahagia, siang terlena, malam terluka..
Nodai tawa bertukar galau menyiksa..
Tak pernah berbeda memahami warna dunia..

Cinta berbagi memberi setulus hati..
Bukan rupawi, janji, pun materi..
Bukan ajang perburuan nafsu syahwati..
Bukan takaran nilai harga diri..
Iblis hanya membual tentang cinta sejati..

Terang saja, remaja hilang harapan..
Linglung lihat jalan, semua inginkan instan..
Gengsi dibesarkan, walau hanya orang pinggiran..
Ilmu sejengkal kuku tak pernah diberdayakan..
Kini asmara datang, pikiran makin tak karuan..

Bicara remaja, jaminan bangsa..
Ini gambaran negara penuh nelangsa..
Ayah serasa asing menatap anaknya..
Ibu sudah tidak peka dalam merasa..
Anak merdeka menggores dosa..

Remaja, bunga yang merekah..
Bertahta kelopak dan daun indah..
Tiada pernah berubah merah..
Ketika musim belum siap merubah..
Kini, kuselip doa demi menghapus gundah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan meninggalkan komentar anda..
Pasti sangat membangun untuk perbaikan blog ini..

Pemuda, Pembangunan, dan Kemerdekaan

Potensi Pemuda Sang Proklamator, Soekarno, begitu menekankan pentingnya peran pemuda. Ungkapannya yang biasa diulang oleh kita sekarang “ ...