Berbicara tentang hubungan percintaan maka tidak akan lepas dari kata-kata romantis. Namun romantis tidak selalu dengan kata-kata. Tindakan dan penerimaan, yang notabene bersifat lebih nyata, juga menjadi salah satu kriteria keromantisan. Ukuran romantisnya kata-kata dan tindakan dari seseorang pun sungguh amat relatif, tergantung dari pribadi yang menerimanya. Ada seorang wanita yang merasa pasangannya romantis karena setiap tiga hari sekali diberikan bunga dan cokelat. Ada yang merasa pasangannya romantis hanya karena selalu dilibatkan dalam aktivitas sehari-harinya di lapangan walau hanya melalui telepon. Ada pula yang merasa romantis hanya ketika sudah bertemu dan bercumbu. Saking berbeda-bedanya cara seseorang menerapkan dan merasakan keromantisan, sampai-sampai perilaku romantis hampir kehabisan stok. Maka muncullah apa yang disebut dengan perilaku gombal. Wabah ‘gombal warming’ ini terjadi karena sudah semakin banyak sikap dan kata-kata romantis yang diulang-ulang, sehingga sudah sering didengar dan basi. Penting kiranya untuk para pasangan agar mencari referensi dan wawasan yang luas agar kata-kata dan tindakan yang dilakukan terhadap pujaan hati tidak dianggap sebagai gombalan belaka. Salah satu referensi yang bisa dijadikan rujukan untuk para pemburu keromantisan adalah 101 Romantic Ideas by Michael Webb (Founder of TheRomantic[dot]com). Berikut ini saya terjemahkan sendiri jurus-per-jurus dari ide romatis tersebut. Siapkan kopi hitam dan rokok anda untuk tetap berada di depan layar, membaca dengan seksama. Bagi yang sudah pernah
Tampilkan postingan dengan label Pasangan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pasangan. Tampilkan semua postingan
Sabtu, 22 Maret 2014
Jumat, 31 Januari 2014
Nyari Pasangan? Terapkan Filosofi Tangkap Ayam ini!
Ada sebuah kisah menarik yang kalau boleh saya bagi kepada rekan kompasiana sekalian. Kisah yang membawa pada sebuah kesimpulan bijak. Semoga bermanfaat. :)
Aku punya seorang sahabat (Geri—nama samaran), dia masih menempuh kuliah di salah satu perguruan tinggi Yogjakarta. Dia sudah lama tidak punya pacar alias nge-jomblo (tapi dia bersikeras tidak mau disebut jomblo, tapi single). Tepatnya dia sudah tidak pernah lagi merasakan nikmatnya pacaran sejak lulus SMA, berarti udah hampir 4 tahun. Wow! (padahal aku sendiri juga gitu). Hmm, mungkin akibat sudah lama tidak pacaran ini, sehingga Geri menjadi sangat obsesif. Dia sangat berkesan dengan film “Habibie-Ainun” yang kira-kira berkisah tentang romantisnya kehidupan seorang professor Habibie dan dokter Ainun itu. Jadilah Geri, yang sekarang masih mahasiswa semester tingkat akhir jurusan teknik, kian terobsesi mencari seorang wanita yang kuliah di kedokteran. Dia yakin bisa mendapatkan apa yang diinginkan itu. Nah! Setelah keyakinan itu ditanamkan secara mendalam di dasar hatinya, maka dia mulai menjalankan aksi.
Mission Ambune Impossible
Adalah 3 orang wanita (sebut saja Sinta, Santi, dan Sinti) yang masih teman kami juga, coba didekati oleh Geri. Ketiga wanita tadi sama-sama kuliah di kedokteran umum, namun pada perguruan tinggi yang berbeda kota. Sinta didekati terlebih dahulu, namun Sinta tidak pernah memberi harapan. Geri malah dinasehati bahwa diusia segini sudah tidak asyik lagi dipakai buat pacaran, nyari pasangan langsung nikah aja.Geri tidak mau menyerah, tiap hari dia nelpon ngajakin Sinta langsung nikah setelah selesai kuliah. Sinta yang merupakan gadis baik selalu dengan sabar mengatakan bahwa tidak ada perasaan yang berlebih pada hatinya. Lama-kelamaan Geri patah semangat, dan menjauh secara perlahan.
Tidak lama berselang, Geri kemudian mencoba peruntungan dengan mendekati Santi. Kali ini Geri lebih mudah melakukan pe-de-ka-te, sebab Santi berada satu kota dengannya. Santi lebih mewah hidupnya dari Sinta, body-nya pun lebih bahenol. Geri sudah kenal lama dengan Santi ini, malah sudah sangat akrab, namun baru kali ini dia mencoba menyatakan cinta. Pertama, karena Santi baru saja 3 bulan putus sama pacarnya; kedua, demi obsesi pribadinya terhadap mahasiswa kedokteran. Apalah yang mau dikata, ketika cinta telah dinyatakan, bukan penerimaan yang didapat. ‘Maaf Ger, aku sudah anggap kamu teman, tidak lebih, aku sudah tahu semua baik-buruknya kamu, tidak akan cocok dengan aku sampai kapanpun. Lebih baik kita berteman saja’. Degg! Ungkapan yang sama datang dari Sinti, ketika Geri mengalihkan incaran padanya. Sinti adalah adik tingkat Geri ketika SMA. Geri ingin mencoba peruntungan dengan menembak gadis di bawah umur [dibawah umurnya dia maksudnya]. Sinti ternyata tidak pernah suka sama Geri!
Langganan:
Postingan (Atom)
Pemuda, Pembangunan, dan Kemerdekaan
Potensi Pemuda Sang Proklamator, Soekarno, begitu menekankan pentingnya peran pemuda. Ungkapannya yang biasa diulang oleh kita sekarang “ ...

-
A. PENDAHULUAN Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, Pemekaran Wilayah dapat diartikan sebagai s...
-
Objek wisata yang beragam di daerah Bima memendam sejuta potensi yang tidak terbayangkan, terutama wisata bahari. Bima termasuk dalam da...
-
"Dua hal yang apabila dimilki oleh seseorang maka akan dicatat oleh Allah sebagai orang yang bersyukur dan sabar, yaitu orang yan...