Tampilkan postingan dengan label teman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label teman. Tampilkan semua postingan

Jumat, 21 Februari 2014

Kalian, Sejiwa yang Hilang

Ku berjalan dalam sebuah lingkaran..
Mengikat tangan untuk sebuah tujuan..
Menerobos malam dari ribuan jalan..
Begitu erat seakan tak tergoyahkan..
Langkah kaki kuayunkan hanya bersama kalian..

Piring lusuh sering menjadi alas makan bersama..
Tanah lapang kering menyisakan jejak sepatu kita..
Bibir lautan surut menunggu tawa ceria seperti biasa..
Pepadi pun layu mengantar hilangnya manusia sejiwa..
Banyak sudah yang tlah terjadi dari masa ke masa..

Kalian rela menjadi bara api, ketika aku kedinginan..
Kalian mampu menjadi lentera, saat aku di kegelapan..
Kalian sanggup menjadi angin, terbangkanku gapai angan..
Kalian bisa terus menjadi putih, hingga aku tau hitam kehidupan..
Kalian pahami aku, layaknya tanah yang menerima daun berguguran..

Mimpiku ternyata tak selamanya indah..
Angan tentang kalian perlahan musnah..
Ada cinta lain yang membuat berubah..
Menganga jurang dalam seakan harus berpisah..
Lepaskan genggaman ini, lalu bersama dia pergilah..

Ku paham atas segala perbedaan tak terhindari..
Pandangan berbeda membenamkan persamaan visi..
Biarlah lingkaran hidup kuarungi sendiri..
Bertahan dengan wadah cinta yang pernah kalian bagi..
Mungkin inilah hidup yang mesti dijalani, bukan disesali..

Kamis, 13 Februari 2014

Hamba-Hamba Politik

Termenungku di pelupuk mentari pagi..
Teruap embun kembali berganti..
Setangkai ilalang berayun lemah gemulai..
Diliriknya sinis aku sedari tadi..
Seorang pemuda tengah memikirkan negeri..

Begitu heranku dengan hamba politik..
Memperbudak diri dengan pikiran pragmatik..
Polesan citra berbumbu menarik..
Tingkah polah bertumpu pada rasa fanatik..
Pikirannya sempit, hidup kian tak asyik..

Tak peduli siapa nama yang dibela..
Tak mengerti makna dibalik cara..
Hanya gila akan data dan angka..
Sengaja mengesampingkan fakta agama..
Nyata kini sekularis tengah merajalela..

Jagoan mereka tidak boleh dikritisi..
Darah juang penuh militansi..
Dikedepankan hingga berani mati..
Siapa menghujat seakan siap dikuliti..
Siapa menghina seakan siap dikebiri dan dibully..

Sampai kapan akan terus bertahan..
Jika calonmu kelak menjadi pemimpin rendahan..
Tidakkah dia akan kau tinggalkan..
Begitulah selalu hikayat kepemimpinan..
Sejak dulu, roda politik yang telah kita lewatkan..

Pemuda, Pembangunan, dan Kemerdekaan

Potensi Pemuda Sang Proklamator, Soekarno, begitu menekankan pentingnya peran pemuda. Ungkapannya yang biasa diulang oleh kita sekarang “ ...