Rabu, 22 Januari 2014

Filosofi Kamar Mandi



Sore ini aku beranjak dari kamar kost dan berjalan menuju kamar mandi. Kamar mandi kami ada dua, dipakai bersama untuk penghuni kost yang berjumlah 10 orang. Ketika sampai di depan pintu kamar mandi, aku melihat lampu di salah satu ruangannya mati (kamar mandi sebelah kanan). Padahal selama ini kamar mandi itu yang menjadi favorit bagi penghuni kost untuk digunakan. Selain lebih bersih, kamar mandi yang lampunya sedang mati itu airnya deras dan melimpah. Berbeda dengan kamar mandi yang sebelah kiri, kebersihannya kurang terjaga, lumut tumbuh di berbagai sisi, airnya kurang deras, ditambah dengan pintunya yang hampir ambruk. Tapi kini mau tidak mau aku lebih memilih kamar mandi yang kurang bagus itu untuk digunakan, walaupun kelebihannya saat ini hanya ruangannya lebih terang. Kost kami tidak mendapat sinar matahari yang cukup, sehingga ketika hari beranjak sore ruangan kamar mandi sudah gelap sekali jika tidak menggunakan lampu. 

Seraya duduk di atas ‘lubang pembuangan’, aku termenung sejenak. Ada sebuah filosofi yang relevan dengan apa yang terjadi pada kedua kamar mandi ini. Pada zaman sekarang, tidak jarang kita mempunyai sahabat lama yang sudah baik dengan kita, namun ketika sahabat kita itu melakukan sedikit kesalahan maka seketika kita langsung pergi dan menjauhinya. Kita sering tertipu dengan apa yang dilihat sebagai ‘terang’ dari orang lain, tetapi jarang untuk bisa menerima sedikit ‘gelap’ yang dibuat oleh sahabat karib kita. Padahal belum tentu apa yang kita lihat baik adalah baik untuk semuanya, dan belum tentu apa yang kita anggap buruk itu buruk untuk selamanya. Iya kan?

Wah, sejalan dengan tertunaikannya hajatku maka aku akhiri perenungan tentang filosofi kamar mandi tadi. Pada akhirnya, aku memutuskan untuk pergi ke mini market untuk membelikan lampu baru agar kedua kamar mandi kami kembali bersinar terang, walaupun tampilan di dalam kamar mandi itu berbeda. Aku pikir estetika dapat diperbaiki, yang penting fungsinya harus tetap dipertahankan. 

Salam dari Pegiat Kamar Mandi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan meninggalkan komentar anda..
Pasti sangat membangun untuk perbaikan blog ini..

Pemuda, Pembangunan, dan Kemerdekaan

Potensi Pemuda Sang Proklamator, Soekarno, begitu menekankan pentingnya peran pemuda. Ungkapannya yang biasa diulang oleh kita sekarang “ ...