Jumat, 11 Januari 2013

SKETSA KELAM


Telah penuh pikiran ini tentang mereka
Jiwa-jiwa yang mengajari dosa
Manusia diperbudak masa lalu
Mencoba bangun peradaban sendiri
Teriakan, caci-maki, menyulut kebengisan totaliter
Bergidik saat kucoba kembalikan angan
Dahulu, di era sembilan belas tiga tiga
Melangkahi jutaan mayat sudah biasa
Menghitung hari untuk menjemput hal yang sama
Rasisme mendasari pembenaran atas pembunuhan
Teori luar biasa pengaruhi kaum lemah yang bodoh
Saat para tetua sakit di tiang gantungan
Air mata ini berubah merah, berdarah

AGAMA ABAD DUA PULUH


Suara desing peluru abad dua puluh
Menembus paru tak sisakan teriakan
Mimpi menghidupkan manusia dalam satu bendera
Tahukah kalian siapa mereka
Sudikah kalian menatap wajah
Yang dengan satu tatapannya kau terkulai lemah
Hidup rakyat kecil hanya diperbudak
Melawan pun kau mati sbagai budak
Pasti...
Prahara besar datang dari pikiran picik
Mengumbar kepandaian berbulu kelicikan
Mendogma-kan agama dari modal kekafiran
Agama ajarkan kasih sayang, namun mreka membunuh
Agama ajarkan memberi, namun mereka merampas
Agama anugerahkan perdamaian, tapi mereka kobarkan perang
Tuhan..
Jaga manusia yang hidup sekarang..
Agar tidak pernah ada lagi kepicikan dan kefasikan..

TIGA SERANGKUL



Nampaknya apa yang dikatakan oleh sebagian orang memang benar adanya, bahwa hidup ini dinilai berdasarkan apa yang pernah kita lihat. Pada tahun 2003, saat aku masih duduk di Madrasah Tsanawiyah, pelajaran agama kurasa amat menarik sampai termanifestasikan ke dalam perilaku sehari-hari. Contoh kecilnya saja, saking seringnya memakai kopiah aku sampai lupa tidak memakai helm di saat ada razia lalu lintas. Selain itu, bulu kaki ini panjang melambai karena sering menggunakan celana panjang. Suasana berubah ketika aku akan masuk SLTA. Ayah begitu ‘ngebet’ memasukkan aku ke sekolah agama (lagi), tetapi aku berhasil meyakinkan beliau bahwa atmosfer persaingan di sekolah umum akan lebih terasa. Hatiku juga menambahkan : “yang pasti cewek-ceweknya juga lebih terasa”. Nah, jadilah nilai-nilai keagamaan yang telah dipupuk akhirnya kering kerontang akibat tidak disirami. Dunia baru itu justru sangat menarik, ada sebuah dinamika. Banyak kontroversi, obsesi, manipulasi, sampai harus pake dasi. Tidak ada rasa kaku seperti biasanya, membuat hatiku merasa inilah duniaku. Disini aku “belajar” bolos melewati tembok setinggi 2 meter, aku belajar trik mengambil rokok di kantong satpam yang sedang tertidur di tempat duduknya, tak lupa juga aku pahami metode korupsi uang OSIS untuk kegiatan-kegiatan yang saat ini baru kusadari sebagai hedonisme anak-anak alay.

GELORA CINTA ANAK DESA


Filosofi yang seringkali terdengar menyapa telingaku sejak dahulu adalah bahwa setiap manusia diciptakan memiliki hati agar dapat mencintai. Hal itu yang kemudian membawa lamunanku pada potongan kisah hidup yang telah terangkai 13 tahun yang lalu. Aku adalah Faqih, anak sulung dari tiga bersaudara. Kami hidup sebagai keluarga bahagia di sebuah kota kecil di ujung timur Pulau Sumbawa, Kota Bima namanya. Ayahku seorang PNS yang telah bergolongan 4A, sedangkan ibu hanya bekerja di rumah, padahal beliau bergelar sarjana. Setelah dewasa baru aku tahu kisahnya. Beliau sebenarnya dulu nyaris bekerja sebagai pegawai bank. Ayahku melarangnya untuk bekerja, dengan berbagai pertimbangan tentunya.

Rabu, 19 Desember 2012

RINTIHAN MORAL


Menjadi kaya dan mapan mungkin sudah menjadi dambaan setiap orang di era kapiltalis dan liberal seperti saat ini, dimana harta, jabatan dan wanita menjadi 'dewa' penyelamat hidup. Keadaan seperti ini mau tidak mau membawa persepsi manusia ke arah yang lebih parah lagi. Segala sesuatu kemudian kadarnya diukur dengan uang, baik itu kesuksesan, keseriusan, dan lain-lain. Masyarakat Indonesia yang masih dalam proses berkembang harus dihadapi dengan kenyataan kerasnya hidup di zaman ekonomi global yang sangat berpengaruh. Bayangkan saja di dalam pasar bursa dunia, perkataan dari beberapa kepala di Eropa sana bisa menentukan kebijakan dan harga pasaran seluruh dunia. Wow!!

Hal yang membuat saya termenung adalah karena....

Senin, 30 Juli 2012

KEBERPIHAKAN ZAMAN PADA WANITA



Bisa dibilang selama beberapa dekade terakhir dunia sangat memihak wanita. Kenapa begitu? Alasan paling pertama sekali adalah isu persamaan gender yang merupakan anak kandung dari isu HAM yang digaungkan oleh (yang katanya) kaum intelektual kontemporer- atau apalah namanya. Menurut saya pria dan wanita itu memang berbeda, jangan dipaksakan untuk jadi sama. Mereka punya kelebihannya masing-masing. Dalam buku “Mars dan Venus” digambarkan bahwa pria dan wanita punya karakteristik yang apabila dipaksakan untuk sama akan menimbulkan gejala perpecahan. Islam mengajarkan bahwa wanita itu berasal dari satu tulang rusuk pria calon pasangannya. Jadi dalam urusan pekerjaan ya tetap harus diberikan porsi yang berbeda (bayangkan saja satu tulang rusuk berbanding dengan puluhan tulang rusuk yang lain). Tetapi pria pun tak akan bisa lengkap jika tak ada tulang rusuk terakhirnya yang hilang, jadi jangan sombong dulu.


MENCEGAH PENGARUH NEGATIF TEKNOLOGI INFORMASI & KOMUNIKASI MODERN BAGI ANAK

Hakikat awal dari munculnya dan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah naluri manusia untuk bersosialisasi dan menyampaikan pesan melalui bahasa yang mudah dimengerti oleh sesamanya. Metode yang paling awal digunakan sebagai manifestasi dari komunikasi verbal manusia yaitu melalui tulisan. Bukti kongkrit berupa tulisan tersebut dapat ditemukan pada lembaran atau situs zaman purbakala. Bukti tak terbantahkan yang paling fenomenal adalah lembaran kitab suci Al-Qur’an yang dibukukan secara resmi pada zaman khalifah Umar bin Khattab.
Pada dekade awal perkembangan TIK modern ditandai dengan penemuan telegraf oleh William Cook, kemudian diikuti oleh penemuan telepon oleh Alexander Graham Bell. Komputer digital pertama yang diberi nama ENIAC 1 muncul pada tahun 1946. Lalu pada tahun 1957, satelit buatan pertama milik Rusia yaitu Sputnik I diluncurkan. Peluncuran satelit pertama oleh Rusia kemudian mengilhami negara-negara lain untuk mengorbitkan satelit mereka. Gebrakan yang paling mutakhir tidak lain merupakan teknologi komputer. Teknologi ini menjadi basis munculnya sistem internet yang mendunia saat ini. Jaringan internet ini yang akhirnya menjadi media efektif dalam melakukan berbagai aktivitas, di antaranya berkirim surat elektronik (email), publikasi tulisan melalui website dan blog pribadi, streamingvideo dan lagu secara online, serta bergabung dalam situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Koprol, Historee, dan lain-lain.

Pemuda, Pembangunan, dan Kemerdekaan

Potensi Pemuda Sang Proklamator, Soekarno, begitu menekankan pentingnya peran pemuda. Ungkapannya yang biasa diulang oleh kita sekarang “ ...