Beuhhh.. Kok selalu bahas cinta sih? Bosen!
Loh,
jangan salah. Kita diciptakan dengan cinta, dibuat dengan gabungan
cinta, dibesarkan dengan cinta, dikubur pun kelak dengan deraian air
mata cinta. Jadi apa yang salah dengan ‘darah’ cinta yang mengalir dalam
setiap urat nadi kita?
Terus, kenapa judulnya bawa-bawa nama wanita?
Cinta
itu ada karena ada dua jenis manusia berbeda. Pria membuat cinta kuat,
sedangkan wanita membuat cinta indah. Walaupun kita bisa saja menyebut
perasaan kita kepada keluarga; ayah, ibu, kakek, nenek, adik, kakak,
juga adalah cinta. Tapi percaya atau tidak, ketika kita beranjak dewasa,
naluri untuk mendapatkan pasangan hidup membuat prioritas cinta kita
dalam hidup menjadi hancur-lebur. Kita bisa saja mengesampingkan
keluarga jika dibenturkan dengan kepentingan pasangan kita. Kita bisa
saja bangga dengan titel “durhaka” pada keluarga demi melihat pasangan
kita bahagia!
Idealnya kata para ustadz, prioritas cinta
kita di dunia ini segalanya harus tetap berada di bawah cinta terhadap
Pencipta dan juga orang tua. Ketika prioritas itu dilanggar, maka cinta
itu akan berjalan tanpa arah : kepada Sang Pencipta kita membuatNya
murka, kepada orang tua kita menanamkan bibit durhaka.
Nah,
kalau sudah seperti itu, kita sudah bisa menarik kesimpulan menarik;
bahwa wanita itu indah dan mengindahkan ketika mampu meletakkan
posisinya tetap di bawah Pencipta dan orang tua. Ketika pria ingin
mencintainya, maka wanita itu tidak membiarkannya untuk mencintai lebih
dari cintanya terhadap kedua orang tua dan Tuhan.
Beberapa
wanita zaman sekarang malah terbalik. Belum menikah saja sudah minta
macam-macam; minta dirangkul padahal cowoknya belum pernah sekali pun
merangkul-memanjakan ibunya sendiri, minta dicium padahal cowoknya
selalu menghindar ketika ibunya minta dicium, minta dibelikan cincin
emas padahal cowoknya tiap hari hanya meminta uang pada ibunya sehingga
ibunya sampai menggadaikan cincin emas satu-satunya di rumah, minta
dimanjakan padahal cowoknya tidak pernah luluh dengan obrolan manja dari
orang tuanya sendiri. Saya juga pernah mendengar bahwa ketakutan
terbesar wanita zaman sekarang adalah : apabila ketika menikah nanti
suaminya lebih patuh terhadap kata-kata orang tuanya dari pada omongan
istri! Gimana pendapat para rekan sekalian dengan fenomena itu? Heuheu..
Di
waktu dan tempat yang berbeda, saya mendapat curhat dari seorang teman
(nama dan tempat disamarkan) tentang betapa sulitnya dia meluluhkan hati
seorang wanita. Teman saya itu begitu cinta padanya, dia terus
memperjuangkan rasa dalam hatinya yang dia sebut itu cinta. Teman saya
ini orangnya termasuk pandai dalam bidang akademis, ganteng, dan punya
masa depan cerah (semua orang yang serius menjalani pendidikan saya
anggap sebagai pemilik masa depan cerah, walaupun belum kerja). Dia
sangat menginginkan pasangan yang memiliki latar belakang pendidikan
dokter, dan tentunya cantik sesuai kriteria dia. Nah, wanita yang dia
incar adalah temannya sendiri. Selama ini dia sama si wanita itu sudah
berteman akrab sekali, sampai seperti saudara. Tapi belakangan ini,
teman saya malah menaruh rasa padanya. Saya rasa ini sebuah hal yang
wajar ketika hati merasa condong pada lawan jenis, asalkan bukan sesama ‘terong’. Itu sungguh suatu yang lumrah.
Tapi
beribu cara dan usaha dilakukan, beratus-ratus kali ungkapan cinta yang
diucapkan, berpuluh-puluh kali bunga mawar disiapkan, sebanyak itu pula
teman saya ditolak oleh sang wanita. Wanita itu tetap bergeming dan
mencari seribu alasan pula. Setelah berbulan-bulan diusahakan, hubungan
pertemanan mereka yang selama ini akrab menjadi sangat renggang, bisa
dibilang berujung pada pertikaian. Tidak pernah bertemu dan bertatap
muka, tidak pernah lagi saling komunikasi.
Apa alasan dari sang wanita? Coba tebak!
Dia
ternyata tak ingin menjalin hubungan dengan bekas teman akrabnya
sendiri. Dia juga sudah tahu semua sifat dari teman saya itu. Dia juga
tidak ingin dijadikan objek obsesi dari pria yang hanya ingin mencari
wanita berprofesi dokter.
Coba kita perhatikan alasan-alasan itu. Saya juga kenal dengan wanita ini. Pertama,
alasan sudah jadi teman akrab. Padahal dia selama ini punya banyak
mantan pacar yang awalnya adalah teman baiknya sendiri. Terus kenapa
dengan teman saya tidak bisa? Alasan kedua, karena sudah tahu
sifat buruk teman saya. Baik dan buruk kan bagian dari manusia. Bukannya
ketika kita sudah tahu sifat buruk seseorang, maka kita dengan mudah
bisa mengenali dan mencegah konflik ketika sudah berhubungan kelak. Ketiga, alasan
obsesi yang menginginkan seorang wanita berprofesi dokter. Semua orang,
baik cowok maupun cewek pasti punya kriteria khusus. Si wanita itu juga
pasti dalam hatinya punya kriteria khusus tentang cowok yang diinginkan
untuk jadi pasangannya, seperti tinggi, putih, mancung, mapan, tampan,
dan lain-lain. Bedanya kalau teman cowok saya itu langsung mengumbar
kriteria cewek idamannya, sedangkan si cewek menyimpan rapat-rapat dalam
hatinya tentang kriteria cowok idolanya. Jadi, tidak boleh kita saling
menyalahkan. Ibarat kata, sama-sama maling jangan saling teriak
“maling”.. heuheu.. NB : beberapa lama setelah itu si wanita menerima
pria lain.
Saya kemudian hanya bisa memberi saran seadanya
kepada teman yang jatuh cinta tadi. Saya sadar sepenuhnya, bahwa ada
benarnya kalimat bijak dari Mbah Sujiwotedjo : “Pekerjaan paling sia-sia di dunia ini adalah menasehati orang yang sedang jatuh cinta!”.
Saya hanya ingin hubungan akrab mereka tidak renggang. Biarkan saja
dulu tanpa komunikasi, jika komunikasi hanya dianggap mencari perhatian.
Kadang wanita tuh gitu, ketika sering dihubungi tidak ditanggapi, tapi
ketika sudah lama tidak dihubungi malah mencari-cari. Jangan terlalu
dalam membenci, karena mungkin dia yang akan balik mencintai. Karena
apa? Karena Tuhan Maha membolak-balikkan hati!
Seorang
wanita bisa saja berbangga hati dengan ribuan kelebihan yang ada dalam
dirinya; kecantikan, kemolekan tubuh, kedudukan dalam keluarga, harta
berlimpah, dan pekerjaan yang mapan. Tapi sadari satu hal, bahwa ada
satu benda dalam tubuh manusia yang apabila benda kecil itu baik maka
baiklah manusia itu seutuhnya, tapi sebaliknya ketika benda itu rusak
maka rusak pula seutuhnya manusia itu. Benda itu adalah HATI.
Kata orang bijak : “Cantik memang membuat lelaki tertarik, tapi hanya kemurnian hati yang membuat lelaki bertahan di sisi”.
Kalau sudah seperti itu, masih bisa bangga dengan segala kelebihan yang
diberikan Tuhan dalam setiap keindahan sesaat yang ada dalam dirimu,
wahai wanita? Ketika cantikmu hanya menjadi kulit luar saja, maka
siap-siaplah, cepat atau lambat kalian akan ditinggalkan. Heuheu..
Akhir
kata dari tulisan nggak jelas ini, saya ingin mengatakan bahwa tidak
semua wanita itu indah dan mengindahkan. Hanya yang memiliki cinta
tulus, meletakkan diri di bawah Tuhan dan orang tua, berprilaku
sederhana, dan tidak terkesan sombong-lah yang bisa menjadi hiasan bagi
indahnya cinta. Kalau sudah ketemu wanita seperti itu, nikahilah dia,
wahai lelaki! Heuheu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan meninggalkan komentar anda..
Pasti sangat membangun untuk perbaikan blog ini..