Tidak mengherankan jika Indonesia digandrungi oleh para wisatawan dunia sebagai destinasi wisata. Kekayaan alam yang tiada tara, potensi keanekaragaman budaya yang luar biasa, serta peninggalan sejarah yang menyimpan sejuta romantisme masa lalu, menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelancong. Wisatawan yang berkunjung ke Indonesia memiliki beragam tujuan, ada yang ingin menikmati pantai beserta terik mataharinya, ada yang datang untuk menikmati alam bawah laut, ada yang memiliki preferensi menguak misteri di balik situs-situs sejarah, ada pula yang gemar mengabadikan semua potensi dalam bentuk foto. Berbicara tentang foto, stok pemandangan yang ada di negara kita tidak akan pernah ada habisnya untuk diabadikan. Selalu ada tempat baru, objek baru, dan kondisi baru yang selalu menarik untuk diabadikan.
Salah seorang wisatawan asing asal Oman yang konsen di dunia fotografi, Raymond Walsh, secara langsung datang mengunjungi Pasar Tradisional Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Dia awalnya datang ke Indonesia untuk menikmati seluruh keunikan yang ada di berbagai daerah dari balik lensa kualitas tinggi miliknya. Ketika dia mengunjugi pasar tersebut, betapa kagetnya dia terhadap pemandangan yang pertama kali dia saksikan seumur hidup. Wajah Walsh berada di antara takjub, bingung, dan ngeri. Betapa tidak, pasar itu mengahadirkan konsep dan konten berjualan yang amat berbeda dengan apa yang sering terbayang di pikirannya. Meja-meja besar di pasar tidak hanya diletakkan untuk sayur dan ikan saja, tetapi juga hewan-hewan yang tergolong hewan buas dan hewan peliharaan pun berjajar rapi diatas meja (monyet, tikus, kungkang, ular ukuran besar, hingga kucing). Walsh sesaat bergidik dan merasa mual serta pusing memandang setiap pemandangan dalam pasar. Dia begitu iba dengan beberapa hewan yang di negaranya merupakan hewan peliharaan kesayangan, seperti kucing dan anjing, namun justru disini kedua hewan tersebut malah diburu, dibunuh,